Hari ke-2 perjalanan dari Mataram menuju Gili, w just ber-3 dengan 2 motor. Perjalanan melewati bukit2 dan melewati puncak pusuk yang terkenal dengan monyet2 liarnya, kami pun berhenti sejenak untuk memberikan makan monyet2 yang ada. Kira2 setengah jam kami pun melanjutkan perjalanan ke Gili. Perjalanan mataram – puncak pusuk +-1 jam, Puncak Pusuk – pelabuhan penyebrangan ke gili +- 30 – 45 menit.
@puncak Pusuk
Bersama monyet@pusuk
Sebelum memasuki pelabuhan penyebrangan kita membeli bekal untuk sarapan dan minuman selama di Gili trawangan, cos gili bisa 3-5 kali lipat hargannya karena daerah pariwisata. Memasuki pelabuhan, dan ternyata motor, mobil dan kendaraan tidak boleh memasuki Gili karena dalam peraturan daerah tidak moleh menggunakan kendaraan bermotor di pulau Gili trawangan, gili menu dan gili air, kami pun menitipkan motor di penitipan daerah pelabuhan. Langsung membeli tiket penyebrangan ke gili trawangan seharga Rp. 11.000 per orang untuk turis local dengan menggunakan kapal penumpang yang berkapasitas 20 orang. Dan kebanyakan turis asing menyewa satu kapal seharga 200 -250 ribuan untuk menuju gili trawangan, Perjalanan ditempuh +- 30 – 1 jam tergantung cuaca dan kondisi alam. Dan untuk jadwal penyebrangan setiap jam ada hingga sore hari.
Sebelum merapat ke GiliiTrawangan, terlihat pemandangan yang cukup indah dengan hamparan pasir pantai, kapal2 / perahu yang bersandar di sekitar dramaga, turis2 lokal dan mancanegara sedang bersnorkling, bermain voli pantai, berenang, dll. Memang benar NTB menyimpan eksotis pemandangan yang menakjubkan. “Welcome to Gili Trawangan” itu papan yg w liat pertama ketika menginjakkan kaki di Gili, kami pun mengambil foto sejenak. Oh iya, ternyata untuk tranfortasi di Gili hanya ada sepeda dan kidomo (kalo di jawa namanya delman tapi make ban mobil). Banyak yang nawarin losmen, hotel,dll dan tanpa pikir kami langsung mencari tempat yang teduh karena tidak ada dalam benak kita untuk nginap di hotel or losmen. Suasana siang itu lumayan panas, namun kita mendapatkan tempat di bawah pohon yang agak sejuk dan persis di pinggir pantai gili trawangan. Terserah apa kata orang, kita manghamparkan matras dan mengeluarkan bekal makanan kita, maklum sudah waktunya makan siang dan dilanjutkan dengan tidur2an dipinggir pantai menunggu cuaca agar tidak terlalu panas dan mencari masjid untuk melaksanakan sholat zhuhur dan ashar (jama’). Dari Gili Trawangan pemandangan pulau Lombok terlihat jelas dengan mencuatnya Gunung Rinjani dan bukit2 sekitarnya. Udara sudah tidak terlalu panas, kami memutuskan untuk berenang dan snorkling di sekitar Gili Trawangan. Dengan menyewa Rp. 25.000 per set alat snorkling kita dapat melihat pemandangan dalam laut diantarannya karang, ikan2 yang berwarna-warni,dll.
Sudah cape ber-snorkling kita pun beristirahat di tempat semula (bawah pohon), cuaca sudah mulai gelap dan cafe2 sekitar pantai sudah mulai buka dengan naungan music yang bermacam2, kita memutuskan untuk ke café untuk melepaskan lelah setelah beraktivitas seharian dengan memesan kopi serta minuman andalan café tersebut, dan ternyata benar dugaan gw harganya jauh dari harga rata2 normal, untung aje kage mesen makanan..hehehehe.. dan di bangku2 sekitar dipenuhi oleh orang2 bule dan just kita doang yg local. Dan suasana cukup ramai karena bertepatan dengan malam minggu.
Kita keliling2 sekitar gili untuk menanyakan informasi Diving, tour ke pulau komodo, ke gili menu, air dan lain2. Dan ternyata w ditawarin barang haram (sejenis narkoba) kata orangnye “jangan takut ini pulau bebas, loe bebas ngapain aje di sini” ????????????????????
W tolak dan langsung meneruskan perjalanan keliling dan mencari makan malam, kita menuju arah dramaga dan ternyata banyak yang menjual makanan2 tradisional disana. Dan banyak juga bule2 yang suka makanan tradisional diantaranya soto, sate, nasi campur, nasi goring, dll.. karena lapar, kita pun makan sampai kenyang… kondisi dah cuape deh, kita memutuskan untuk ke dramaga mencari sedikit ruang untuk duduk2 menikmati udara pantai sekitar dramaga, ngomongin kegiatan besok hari dan tanpa disadari akhirnye kami-pun tertidur pulas di dramaga dengan modal selimur jaket yg kite pake..heheheheh.. sumpeh, udarannye gede amat---nasib2---->
3 April 2011
Tidak terasa temen w terbangun karena kedinginan, dan memberi tahu kalau sudah pukul 2 pagi dan kita belum sholat magrib dan isya. Kita langsung menuju masjid . Dalam perjalanan ternyata cafe2 masih ramai oleh turis mancanegara ada yang lagi dugem, nyanyi, mabok, joget2,dll.. dan yang anehnya lagi ada yang bermesrahan parah di tengah jalan dan gang2 tanpa rasa malu, dan ternyata itu memang tidak dilarang, w langsung percaya kata yg tadi nawarin w barang haram kalau “pulau ini adalah pulau bebas, loe bebas ngelakuin apa aja”….
Sampai masjid kita langsung sholat isya dan magrib (Jama’) sambil menunggu waktunya sholat subuh. Setelah sholat subuh berjamaah dengan warga sekitar kita rebah2an sebentar dan memutuskan untuk keliling Gili Trawangan, kita pun masuk ke perkampungan penduduk dan memang kendaraan mereka hannya delman dan sepada saja. Satu jam lebih kita muter2 ke perkampungan warga sekitar dan ternyata di pulau yang kecil ini terdapat beberapa ATM, tumben2an ada, jadi kage perlu khawatir kalo keabisan uang di Gili.
Kita langsung ke pembelian tiket di Gili Trawangan untuk penyebrangan ke Gili air (Jadwal penyebrangan dari dan ke gili air sehari hanya 2 kali jam 8 pagi dan 4 sore) harga tiketnya +- Rp. 23.000 sekali berangkat. Sesampainya di gili air ternyata suasananya jauh berbeda di Gili Trawangan. Kalau gili trawangan sangat ramai dan kalau di gili air masih sangat sepi, tapi pemandangannya jauh lebih indah. Kami-pun memutuskan untuk berkeliling pulau Gili Air, dan di dalam perjalanan banyak villa2 / cottage pribadi maupun yang disewakan dan suasananya masih sangat asri. Perjalanan mengitari pulau +- 1,5 jam, kita pun menemui lokasi2 untuk penyelaman dan snorkling- setelah mencari makan kami pun langsung menyewa alat2 snorkling untuk melihat keindahan bawah laut gili air. Subhanallah, pemandangan bawah laut gili air lebih indah dibandingkan gili trawangan, karena lebih banyak karang dan ikan2 yang bervariasi warnanya, hingga ubur2 pun kami melihatnya. Jam menunjukkan pukul 3 sore, kamipun bergegas untuk menyelesaikan snorkling karena sebentar lagi perahu penyebrangan ke pulau Lombok akan berangkat.
Slamat Tinggal GiLi trawangan dan GiLi air---
Sesampai di pulau Lombok kami langsung mencari Bakso untuk menghangatkan badan, karena selama 2 harian badan di terpa hembusan angin tiada henti…hehehehe setelah kenyang kampipun balik kemataram melalui jalan yang berbeda ketika berangkat, sekarang melalui pinggiran pantai pelabuhan hingga pantai senggigi +- 1,5 jaman dan kami pun melihat jelas Gili trawangan dari dataran tinggi didalam perjalanan pulang… MaSyaAllah--- sungguh besar KaruniMu--- maRi kita beLajar dari Alam--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar