Jumat, 03 Juni 2011

Tiu keLep- SindanG giLA – Rinjani Lombok TimuR








5 April 2011

pErtualangan tiada henTi dan tanpa mengenaL Lelah. moTTa kaMi adalah “Arroha fi TabaduLiL A’maL” = Istirahat diseTiap perGantian pekERjaan / AktiviTaS.

Kamipun terbangun ketika azan subuH walaupun semaLam kiTa tiDUr agak paGi membicarakan banyak haL. berkeLiLing kebun beLakang dan komPlek temen w, sesampai di rumah langsung bersih2 dan karena teman w dah kerja maka dia pamit duluan buat gawe di Bank. Tinggal kite ber-3 beserta orang tua temen w yg w tebengin, alhamduLillah mereka welcome banget same kita2 ber-3. Kami pun disuru sarapan terlebih dahulu kemudian ibunya langsung berangkat kerja diantar oleh bokapnye. Setelah selesai kemas2 barang dan sarapan kami pun berangkat diantar sampai jalan yang aman oleh bokapnya sekaligus berangkat kerja. Waktu ngisi bensin di bayarin, ke warung di beri bekal nasi bungkus,minuman, makanan, dl. masyaAllah semoga Allah membalasNya. Kami pun berpetuang ber-3 dengan modal tanya sana-sini setiap ada pertigaan / perempatan untuk menuju kaki rinjani tepatnya kami ingin menuju Waterfaal Sindang Gila dan Tiu Kelep. Perjalanan dari kota Lombok timur ke Tujuan +- 2 jaman karena belum tau jalan, pemandangan dan medan dalam perjalanan sungguh menakjubkan dan tidak pernah terlihat selama pertualangan saya di Jawa. Mulai dari hamparan savanna, kumpulan kupu2 yang berterbangan ria sepanjang jalan, tanjakan yg curam sehingga motor kami tidak kuat dan harus didorong, turunan dan tikungan yang tajam,dll.

Di perjalanan terlihat tulisan Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, rasa lelah pun menjadi bangkit kembali dan disetiap perjalanan kawasan taman nasional banyak yang menawarkan jasa2 pendakian Rinjani. Untuk mendaki rinjani dibutuhkan waktu yang tidak sedikit minimal 4 – 5 hari, karena waktu yang tidak memungkinkan kami pun memutuskan tidak mendaki dan hanya menuju kaki rinjani dan berwisata ke waterfall sindang gila dan tiu kelep.

W kage tau bentuk tuh air terjun, ketika membeli tiket haranye Rp. 7.000/orang (turis local) dan ditawarin guide ke air terjun pertama = sindang gile dan air terjun ke 2 = tiu kelep Rp. 70.000,-…. Et dah muahal amat ye… tanpa guide kite langsung nekat ke air terjun pertama +- 30 menitan perjalanan jalan kaki menurun. Air Terjun Sindang Gile merupakan air terjun bertingkat dan lumayan berada di lembah dan terdapat aliran sunggai dan terdapat monyet disekitar air terjun sindang gile. Menikamati pemandangan and suasana sekitar kita pun mengeluarkan bekal makanan untuk makan siang di bawah air terjun…. AJib DAH—makan Nasi Campur + cemiLan yg disiapKan boKAp temen w, disela2 menyantap hidangan ternyata banyak yang wara-wiri diantaranya turis mancanegara dan local--- boDo amat dah mo dibiLang ape, poKOKnye kite happy and keNYAng..hahahaha..

Di dalam percakapan ada niat untuk ke air terjun tiu kelep, tapi tidak ada yang tahu jalannya. Ketika di air terjun pertama kita bertemu guide dan kita menanyakan arah ke tiu kelep dan minta di dampingi karena lumayan jauh dan kita pun menawar harga lumayan Rp. 30.000 lebih murah 40.000 dari di gerbang dan setelah ditanya2 ternyata kalo boking di gerbang masuk harus menyetor dan membagi jatah ke teman2nya. Kalo nego-nye di air terjun pertama or perjalanan setelah pintu masuk bisa berkurang. (Rekomendasi dari w).

Kita ber-3 bersama guide akhirnya menuju air terjun Tie Kelep, di awal perjalanan terdapat jembatan aliran air yang lumayan panjang dan tinggi yang menyambungkan 2 dataran tinggi sehingga di manfaatkan sebagai akses jalur ke Tiu Kelep, ternyata saya pernah melihat liputan perjalanan ini di sebuah Televisi Nasional sehingga membuat saya tidak sabar untuk sampai tujuan. +- 50 menit kita berjalan menyusuri aliran sungai, menyebrangi sungai, hingga menemukan bendungan kecil dari aliran air terjun tiu kelep. Suara air terjun sudah terdengar, dan Maha Kuasa Allah, sungguh menakjubkan. Sebelum sampai ke air terjun sudah terdapat embun yang berterbangan, sehingga kedua mata saya dikelilingi oleh pelanggi, setiap saya menatap / melihat apapun didaerah air terjun yang menerbangkan percikan air menjadi embun pasti di kelilingi oleh pelanggi yang melingkar di kedia mata saya. Karena penasaran kami pun langsung menuju air terjun yang berbentuk setengah lingkaran dan banyak jalur, Dinginnya menusuk tuLang, saya pun berendam dan merenang sejenak sambil mensyukuri karunia Allah SWT.



Puas mengapai tujuan akhirnya kita puLang ke air terjun pertama dengan melalui jalan yang berbeda, melewati terowongan goa aliran air yang menembus satu bukit. Lebarnya tidak lebih dari satu meter, dan tingginya hanya 2 meter dalamnya air hingga lutut lebih panjangnya terowongan ini +- 250 Meter. Suasana sangat gelap dan saya sangat khawatir apabila terdapat air bah dari atas maka kita akan terbawa arus dan kekurangan oksigen, setiap puluhan meter terdapat dinding yang dijebol untuk mengerap oksigen dan memberikan cahaya masuk. Kita berjalan sangat berhati2 karena banyak lubang2 aliran air yang rusak dan menunduk karena masih banyak bongkahan / tonjolan batu dari atas yang tidak terlihat. Keluar dari aliran air yang penuh kegelapan kita langsung beristirahat sejenak dan sholat ashar + zuhur (jama’ ta’hir) di pinggiran aliran sunggai. Langsung baLik ke mataram melewati jalan yg berlawanan ketika berangkat, melewati pinggiran pantai Lombok utara kita mampir terlebih dahulu untuk menyicipi sate ikan (khas Lombok juge ktanye) dan ternyata nembus2nya adalah pelabuhan penyebrangan ke gili, akhirnya kita melewati daerah pusuk dan memberikan sisa2 makanan ke monyet2 sekitar pusuk. Tiba di Mataran pada maLam hari dan BismiKa Allahumma Ahya wabismika Amuuuut--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar